Padang | Dalam rangka Memperingati Hari Lahir Kejaksaan Republik Indonesia (RI) ke-80 atau Hari Bhakti Adhyaksa (HBA), Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Barat berkolaborasi dengan Fakultas Hukum Universitas Andalas (Unand) menyelenggarakan Seminar Ilmiah bertajuk Transformasi Penegakan Hukum Modern pada Senin (25/8/2025).
Bertempat di Gedung Serba Guna Fakultas Hukum Unand, Limau Manis, Padang, acara berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Suasana hangat dan khidmat terasa sejak awal, dengan kehadiran ratusan peserta dari kalangan akademisi, mahasiswa, praktisi hukum, aparat penegak hukum, hingga masyarakat umum. Tidak hanya hadir secara langsung, banyak peserta juga mengikuti melalui kanal YouTube resmi Kejati Sumbar dan Fakultas Hukum Unand.
Kajati Sumbar Jadi Figur Sentral
Momen semakin istimewa ketika Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat, Yuni Daru Winarsih, S.H., M.Hum., naik ke podium untuk menyampaikan keynote speech. Dengan penuh wibawa, beliau mengingatkan bahwa peringatan Hari Lahir Kejaksaan bukan sekadar rutinitas seremonial, melainkan momentum refleksi dan transformasi menuju masa depan penegakan hukum yang lebih adaptif.
“Hari lahir Kejaksaan adalah momen refleksi sekaligus proyeksi. Dunia hukum kini bergerak cepat, pola kejahatan semakin canggih, dan Kejaksaan tidak boleh tertinggal. Melalui mekanisme Deferred Prosecution Agreement (DPA), kita tidak hanya fokus menghukum pelaku, tetapi juga menekankan pemulihan kerugian negara dan kepentingan masyarakat luas,” tegas Kajati Sumbar.
Beliau menambahkan, keberhasilan hukum semestinya tidak hanya dilihat dari banyaknya pelaku yang dipidana, tetapi dari sejauh mana hukum mampu menghadirkan keadilan, memulihkan kerugian negara, serta menjawab kebutuhan masyarakat.
“Follow the Asset dan Follow the Money adalah kunci. Dengan menelusuri aliran dana hasil kejahatan, kita benar-benar bisa memutus siklus kriminal sekaligus mencegah kejahatan baru,” pungkasnya, disambut tepuk tangan meriah peserta.
Suasana Humanis & Antusiasme Peserta
Setiap kali Bu Kajati menyampaikan poin penting, ratusan pasang mata mahasiswa dan akademisi tampak serius menyimak, sesekali mengangguk tanda setuju. Catatan kecil terlihat memenuhi buku-buku catatan mahasiswa, bahkan banyak yang langsung mendokumentasikan kutipan beliau melalui gawai masing-masing.
Atmosfer ruangan terasa hangat, bukan sekadar formalitas. Kehadiran mahasiswa membuat suasana seminar lebih hidup, dengan tanya jawab yang kritis dan reflektif. Banyak dari mereka mengaku mendapatkan perspektif baru tentang bagaimana hukum bisa berfungsi lebih manusiawi, tidak hanya represif.
Dukungan Universitas Andalas
Apresiasi juga datang dari pihak akademisi. Wakil Rektor III Unand, Prof. Dr. Kurnia Warman, S.H., M.Hum., yang hadir mewakili Rektor, menyampaikan dukungan penuh terhadap kolaborasi ini.
“Kami menyambut baik sinergi dengan Kejaksaan. Fakultas Hukum Unand siap menjadi mitra strategis dalam memperkuat basis akademis, penelitian, dan inovasi penegakan hukum yang lebih efektif dan akuntabel,” ujarnya.
Prof. Kurnia menekankan pentingnya menjembatani teori dan praktik hukum agar berjalan seimbang, saling melengkapi, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Narasumber & Diskusi Interaktif
Selain keynote speech Kajati Sumbar, seminar ini juga menghadirkan narasumber berkompeten:
Dr. Budi Santoso, S.H., M.H., Ketua Pengadilan Tinggi Padang, yang menyoroti perspektif peradilan dalam penerapan DPA sebagai alternatif penyelesaian perkara pidana.
Dr. Yoserwan, S.H., M.H., LLM., dosen Fakultas Hukum Unand, yang mengulas aspek akademis, tantangan regulasi, serta peluang implementasi DPA di Indonesia.
Diskusi dipandu oleh Dr. Edita Elda, S.H., M.H., dosen Fakultas Hukum Unand. Dengan gaya lugas dan komunikatif, beliau membuat sesi tanya jawab berlangsung hangat, interaktif, dan penuh gagasan segar.
HBA ke-80: Dari Kilas Balik ke Langkah Maju
Tahun 2025 menjadi momentum bersejarah: delapan dekade kiprah Kejaksaan Republik Indonesia. Dengan tema besar “Transformasi Kejaksaan Menuju Indonesia Maju”, kegiatan ini bukan sekadar mengenang perjalanan panjang, tetapi juga merancang arah baru penegakan hukum yang modern, transparan, humanis, serta berorientasi pada pemulihan.
Bagi para peserta, seminar ini bukan hanya forum ilmiah, melainkan pengalaman emosional: sebuah pengingat bahwa hukum seharusnya hadir untuk melindungi, memulihkan, dan memberi manfaat nyata bagi bangsa.
Ketika acara berakhir, raut wajah antusias mahasiswa dan tepuk tangan panjang dari seluruh hadirin menjadi bukti bahwa peringatan Hari Lahir Kejaksaan di Sumatera Barat benar-benar meninggalkan kesan mendalam—bukan hanya sebagai perayaan, melainkan langkah maju menuju Kejaksaan yang semakin adaptif dan relevan di masa depan.
Tim Redaksi
0 Komentar