BREAKING NEWS

10/recent/ticker-posts

Right Button

test bannerSELAMAT DATANG DI WEBSITE "NKRI NEWS 45"

Setelah Perayaan, Hadirlah Kepedulian: IKW RI Kunjungi An Tanius yang Sakit

 

PADANG | Setelah merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-IX dengan nuansa penuh syukur dan semangat kebersamaan, Ikatan Keluarga Wartawan Republik Indonesia (IKW RI) kembali menegaskan bahwa kekuatan sebuah organisasi tak hanya terletak pada seremonial, melainkan dalam aksi nyata yang menyentuh hati.

Pada Senin (28/7/2025), sejumlah pengurus dan anggota IKW RI menyambangi kediaman Defrianto Tanius, atau yang akrab disapa An Tanius, seorang jurnalis senior yang telah dua tahun terakhir berjuang melawan sakit berkepanjangan.

Kunjungan ini bukan sekadar agenda pascaulang tahun. Ia menjadi perwujudan nilai kekeluargaan yang selama ini dipegang erat oleh IKW RI: hadir bukan hanya ketika tertawa, tetapi juga ketika air mata tak mampu ditahan.

Tak Sekadar Menjenguk: “Kami Datang Membawa Harapan”

Setibanya di rumah sederhana milik An Tanius, keheningan perlahan berubah menjadi haru. Pelukan, jabat tangan, dan doa mengalir dalam suasana penuh empati. Meski raganya lemah dan lebih banyak menghabiskan waktu di atas tempat tidur, senyum tulus dari wajah Tanius memancarkan kekuatan yang luar biasa.

IKW RI tak datang dengan tangan kosong. Bantuan berupa kebutuhan pokok dan dana tunai diserahkan langsung sebagai bentuk kepedulian. Namun lebih dari itu, yang diberikan adalah kehadiran—sesuatu yang tak ternilai di tengah perjuangan panjang melawan sakit.

“Saya tak menyangka sahabat-sahabat dari IKW RI akan datang dan peduli seperti ini. Ini bukan sekadar bantuan, tapi kekuatan batin. Saya merasa tidak sendiri,” ucap Tanius, lirih namun penuh makna.

Di sampingnya, istri dan anak-anaknya tampak berkaca-kaca. Air mata haru jatuh perlahan saat satu per satu anggota rombongan memeluk mereka, menyampaikan simpati, sekaligus menunjukkan bahwa keluarga besar IKW RI tetap hadir di saat-saat sulit.

Marzuki: "Kekuatan Kami Ada di Kepedulian"

Sekretaris IKW RI, Marzuki, yang memimpin langsung kunjungan tersebut, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya bentuk simpati, tapi bagian dari nilai dasar yang selalu ditanamkan dalam tubuh organisasi.

“IKW RI tidak dibangun hanya untuk menjadi wadah profesi, tapi juga rumah bersama. Kami ingin menunjukkan bahwa di balik profesi wartawan yang keras, ada ruang empati dan cinta kasih yang terus hidup,” tutur Marzuki.

Menurutnya, kunjungan ke rumah An Tanius menjadi pengingat bahwa kekuatan organisasi justru diuji saat ada anggotanya yang menghadapi ujian hidup.

“Hari ini, kami tidak datang karena kasihan. Kami datang karena terpanggil. Karena An Tanius adalah bagian dari kami—dari keluarga ini,” ungkap Marzuki, menahan haru.

Ia pun menegaskan bahwa kegiatan serupa akan menjadi bagian dari program sosial berkelanjutan IKW RI ke depan.

Ketika Wartawan Menjadi Saudara

Kisah An Tanius dan kunjungan IKW RI hari itu menjadi cermin bahwa komunitas jurnalis bukan sekadar kumpulan pemburu berita. Di balik liputan dan deadline, ada manusia-manusia yang saling merangkul ketika satu di antaranya jatuh dan terluka.

Di tengah dunia yang serba cepat dan sering kali abai terhadap sisi kemanusiaan, langkah kecil seperti ini menjadi pengingat bahwa nilai empati harus tetap menjadi cahaya dalam setiap langkah profesionalisme.

Harapan yang Tak Pernah Padam

Sembilan tahun IKW RI berdiri, bukan hanya tentang perjalanan organisasi, tapi juga tentang bagaimana setiap anggotanya bertumbuh dalam satu nafas: kekeluargaan. Dan di rumah An Tanius, semangat itu hadir dalam bentuk paling murni—perhatian, cinta, dan harapan.

“InsyaAllah kegiatan sosial seperti ini tidak akan berhenti. Kami ingin terus hadir, bukan hanya untuk anggota kami, tetapi juga untuk masyarakat yang membutuhkan uluran tangan,” pungkas Marzuki HTB dengan penuh keyakinan.

Hari itu, tak ada wartawan, tak ada jabatan. Yang ada hanyalah keluarga yang saling menguatkan. Sebab, dalam IKW RI, sakit satu, terasa oleh semua.


Tim




Posting Komentar

0 Komentar